Ø Sejarah
sistem peredaran darah manusia
Tulisan
pertama yang diketahui yang membahas tentang sistem peredaran darah ditemukan
pada papirus ebers (sekitar abad ke-16 sm), sebuah papirus medis mesir kuno
yang berisikan lebih dari 700 resep dan obat. Dalam papirus tersebut telah
dikatahui bahwa terdapat sambungan dari jantung ke arteri. Orang mesir berpikir
bahwa udara masuk melalui mulut dan masuk ke paru-paru dan jantung. Kemudian
dari jantung, udara menuju ke seluruh tubuh melalui arteri. Meskipun konsep
tersebut hanya sebagian yang benar, hal itu merupakan salah satu awal dari
pemikiran ilmiah tentang sistem peredaran darah.
Pada
abad ke-6 sm, ilmu tentang sirkulasi cairan penting di dalam tubuh telah
diketahui oleh sushruta dalam ayurveda pada zaman india kuno. Dia juga telah
mengetahui adanya arteri yang dideskripsikan sebagai “saluran”. Katup jantung
ditemukan oleh seorang dokter dari sekolah hippocratean sekitar abad ke-4 sm.
Namun fungsinya belum benar-benar dipahami. Karena darah berkumpul pada vena
setelah kematian, arteri terlihat kosong. Hal tersebut membuat ahli anatomi
kuno menganggap bahwa saluran tersebut dipenuhi oleh udara dan fungsinya
sebagai alat transportasi bagi udara.
Seorang
dokter asal yunani, herophilus telah membedakan arteri dan vena. Seorang ahli
anatomi yunani erasistratus mengamati bahwa arteri yang dipotong saat hidup
akan mengeluarkan darah. Dia menganggap bahwa penyebab udara meninggalkan
arteri adalah karena adanya darah yang masuk melalui pembuluh yang sangat kecil
diantara vena dan arteri.
Di
roma pada abad ke-2 masehi, seorang dokter (tabib) dari yunani galen mengetahui
bahwa pembuluh darah membawa darah dan berhasil mengidentifikasi darah pada
vena (merah tua) dan arteri (lebih terang) serta mengetahui perbedaan
fungsinya. Vena mengambil sari-sari makanan yang berasal dari hati, sedangkan
arteri membawa udara yang berasal dari jantung. Darah yang mengalir dari kedua
organ tersebut ke seluruh tubuh akan digunakan langsung oleh tubuh dan tidak
ada pengembalian darah ke jantung maupun hati.
Galen
percaya bahwa darah pada arteri dibuat oleh darah vena yang melewati ventrikel
kiri menuju ventrikel kanan melalui sebuah “pori-pori”. Udara masuk ke darah
dari paru-paru melalui arteri paru-paru dan kemudian dibawa ke sisi kiri
jantung.
Pada
tahun 1025, ensiklopedia kedokteran the canon of medicine
yang ditulis oleh dokter asal persia, avicenna (ibnu sina) meragukan gagasan
orang yunani tentang keberadaan lubang di bagian septum ventrikel yang dianggap
sebagai tempat darah mengalir di antara ventrikel. Meskipun demikian, avicenna
membenarkan teori tentang siklus jantung, fungsi katup, dan sirkulasi darah
dalam bukunya yang berjudul treatise on pulse. Ia
juga memperbaiki teori galen tentang denyut nadi yang keliru. Ia menyatakan
bahwa setiap detak nadit terdiri dari dua gerakan dan dua jeda dan denyut nadi
adalah gerakan di jantung dan arteri.
Pada
tahun 1242, seorang dokter arab bernama ibn al-nafis, menjadi orang pertama
yang menggambarkan proses sirkulasi pada paru-paru dengan tepat. Bahkan ia dianggap
sebagai bapak fisiologi peredaran darah. Selain itu, ia juga memiliki wawasan
tentang sirkulasi kapiler. Namun, ilmu yang dimiliki ibn al-nafis terbatas pada
peredaran darah di dalam paru-paru dan tidak di seluruh tubuh.
William
harvey melakukan penelitian dan hasilnya diterbitkan dalam exercitatio anatomica de motu cordis et
sanguinis di animalibus pada tahun 1628. Ia menyatakan bahwa ada
hubungan langsung antara sistem vena dan arteri di seluruh tubuh dan bukan
hanya pada paru-paru. Ia juga berpendapat bahwa denyut jantung menghasilkan
sirkulasi darah secara terus menerus. Pernyataan william harvey berhasil
meyakinkan dunia kedokteran. Namun, harvey tidak dapat mengidentifikasi sistem
kapiler yang menghubungkan arteri dan vena. Sistem kapiler tersebut ditemukan
oleh marcello malpighi pada tahun 1661.
Pada
tahun 1956, andré frédéric cournand, werner forßmann dan dickinson w. Richards
dianugerahi hadiah nobel kedokteran atas penemuan mereka mengenai kateterisasi
jantung dan perubahan patologis dalam sistem peredaran darah.
Ø Penjelasan sistem peredaran darah manusia
Seperti yang kita tahu didalam
tubuh kita ini ada sistem peredaran darah yang mana terdiri dari peredaran
darah tertutup dan ganda. Untuk peredaran darah tertutup itu berarti peredarannya
darahnya akan selalu mengalir didalam pembuluh darah.
Sedangkan untuk sistem
peredaran darah ganda berarti dalam satu kali beredar, darah akan melalui
jantung tentunya dengan jumlah dua kali sehingga terdapat peredaran besar dan
kecil. Untuk peredaran darah kecil tentunya peredaran darah ini akan dimulai
dari jantung (bilik kanan) hingga melalui arteri pulmonalis sampai ke
paru-paru, lalu kemudian melewati vena pulmonalis kembali lagi ke jantung
(serambi kiri).
Sedangkan untuk peredaran
darah besar mulai dari jantung (bilik kiri) melalui aorta hingga ke seluruh
tubuh lalu melalui vena cava kembali lagi ke jantung (serambi kanan).
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu
sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan
dari sel.
Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan ph tubuh (bagian dari homeostasis).
Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah
terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup. Sistem peredaran darah, yang
merupakan juga bagian dari kinerja jantung
dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini
menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan
mempertahankan sifat kimia
dan fisiologis
cairan tubuh.
- Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah yang berlawanan.
- Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan.
Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat)
yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal
dan usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan
tubuh dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.
Ø Organ Penyusun Peredaran Darah Manusia
A. Jantung
Pembentukan
jantung terjadi saat janin berusia sekitar 16 atau 17 hari. Jantung berfungsi
sebagai alat pemompa darah. Kontraksi yang diciptakan dari gerakan otot jantung
ini mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Berdasarkan perkembangannya, jantung
manusia merupakan jantung yang memiliki empat ruang yang tersekat sempurna.
Struktur ini serupa dengan kelompok mamalia lainnya dan juga aves. Sebagai alat
pemompa, jantug tersusun atas bermacam jaringan dengan karakteristi yang
disesuaikan fungsinya. Adapun jaringan penyusun jantung ialah:
1. Jaringan epitel
Jaringan
epitel yang menyusun jantung terdapat di bagian luar (epikardium), tengah
(mesokardium), dan dalam (endokardium). Epitel membatasi dan membungkus
jantung, serta membatasi antar jaringan di jantung.
2. Jaringan ikat
Jaringan
ikat berfungsi untuk merekatkan antara jaringan satu dengan lainnya. Selain itu
jaringan ikat juga membungkus jantung (perikardium) yang membatasinya dengan
rongga tubuh.
3. Jaringan otot
Jenis
otot yang menyusun jantung ialah otot jantung. Otot ini memiliki karakteristik
yang berbeda dengan jenis otot lainnya, antara lain memiliki percabangan yang
membuat banyak hubungan antar jaringan otot lainnya. Hal ini sangat cocok bagi
jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
4. Jaringan saraf
Saraf
yang menyusun jantung merupakan saraf autonom yaitu saraf yang tidak
dipengaruhi oleh pengaruh otak. Dengan demikian kerja jantung spontan atau
involunter.
Jantung manusia memiliki empat ruang yaitu:1. Serambi kanan (atrium dexter) yang berfungsi menerima darah yang kaya akan karbondioksida dan sari makanan dari pembuluh vena cava.
2. Serambi kiri (atrium sinister) berfungsi menerima darah yang kaya akan oksigen dan sari – sari makanan dari vena pulmonaris (vena paru – paru).
3. Bilik kanan (ventrikel dexter) berfungsi memompa darah yang kaya akan karbondioksida dan sari – sari makanan ke paru – paru melalui pembuluh arteri.
4. Bilik kiri (ventrikel sinister) berfungsi memompa darah yang kaya akan oksigen dan sari – sari makanan ke seluruh tubuh melalui pembuluh aorta.
Dengan demikian, terdapat dua aliran dalam siklus peredaran darah yaitu:
1.
Sistem peredaran darah kecil merupakan aliran
yang menuju paru – paru.
2. Sistem peredaran darah besar merupakan
aliran yang menuju ke seluruh sel di dalam tubuh.
Kontraksi
– relaksasi yang ditimbulkan oleh kerja otot jantung menyebabkan detak atau
bunyi jantung “loop –doop”. Otot jantung akan berelaksasi ketika jantung
menerima darah pembuluh darah yaitu ketika serambi menerima darah. Fase ini
disebut dengan diastole. Sementara ketika bilik jantung berkontraksi (menuncup)
disebut fase sistol. Tekanan darah diukur dari kontraksi dan relaksasi otot
jantung (sistole/diastole).
Antara
ruang jantung terdapat sekat atau katup yang membatasi agar tidak terjadi
aliran balik di jantung yaitu:
1.
Katup trikuspidalis yang membatasi serambi kanan dan bilik kanan
2. Katup bikuspidalis membatasi serambi kiri dengan bilik kiri
3. Katup semilunar membatasi bilik dengan pembuluh arteri.
2. Katup bikuspidalis membatasi serambi kiri dengan bilik kiri
3. Katup semilunar membatasi bilik dengan pembuluh arteri.
B. Pembuluh darah
Sistem
peredaran darah pada manusia merupakan sistem peredaran darah tertutup yaitu
sistem peredaran darah dimana darah senantiasa beredar di dalam pembuluh darah.
Dengan demikian darah tidak akan bercampur dengan cairan tubuh. Adapun pembuluh
darah yang menyusun sistem peredaran darah manusia dibedakan berdasarkan
struktur dan fungsinya yaitu:
1. Pembuluh arteri (nadi)
Pembuluh
arteri merupakan pembuluh darah yang berfungsi membawa darah ke luar jantung.
Pembuluh arteri menerima darah dari jantung, dengan demikian pembuluh arteri
akan terpengaruh dengan perubahan tekanan yang diberikan jantung. Meski
demikian, pembuluh arteri mampu menahan dan meredam kenaikan tekanan darah yang
diterima saat jantung berkontraksi. Hal ini dikarenakan pembuluh nadi memiliki
struktur dinding yang tebal, kuat, dan elastik. Letak pembuluh nadi lebih ke
dalam dibanding pembuluh vena. Karena nadi menerima darah langsung dari jantung
maka nadi memiliki denyut yang merupakan refleksi denyut jantung pada titik
pembuluh nadi tertentu. Namun, jika pembuluh nadi terpotong atau terluka, maka
darah akan memancar keluar. Pembuluh nadi memiliki ukuran yang berbeda – beda
di dalam tubuh. Aorta merupakan pembuluh nadi yang diameternya paling besar,
arteri berdiameter sedang, dan arteriola berdiamater terkecil. Arteriol
berperan menghantarkan darah sampai ke jaringan penyusun tubuh.
2. Pembuluh vena
Pembuluh
vena dikenal juga sebagai pembuluh balik. Hal ini dikarenakan pembuluh vena
membawa aliran darah kembali ke jantung. Seperti halnya nadi, pembuluh vena
memiliki ukuran yang bervariasi yaitu vena cava merupakan vena yang paling
besar (diameternya, vena berdiameter sedang, dan venula merupakan vena paling kecil.
Pembuluh vena memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
Ø Perbedaan
arteri dan vena
Dilihat
dari
|
Arteri
|
Vena
|
Arah
|
Dari
jantung ke seluruh tubuh
|
Dari
seluruh tubuh ke jantung
|
Letak
|
Agak
ke dalam
|
Agak
keluar bahkan dekat dari kulit
|
Struktur
|
Lebih
liat dan elastis
|
Lebih
tipis dan tidak elastis
|
Denyutan
|
Terasa
|
Tidak
terasa
|
Tekanan
darah
|
Lebih
tinggi
|
Lebih
rendah
|
Jika
terluka
|
Darah
akan memancar
|
Darah
akan menetes
|
Kandungan
darah
|
Oksigen
dan sari-sari makanan
|
Karbon
dioksida dan uap air
|
3. Kapiler
Kapiler
merupakan pembuluh darah yang diameternya paling kecil. Pembuluh darah ini
sangat tipis, hanya tersusun atas selapis sel epitel dan berperan dalam
pertukaran zat melalui difusi. Kapiler merupakan pertemuan antara pembuluh
arteriola dengan venule. Kapiler mendistribusikan darah di antara sel – sel di
dalam tubuh.
C. DARAH
Darah
merupakan jaringan ikat khusus yang berperan mengangkut senyawa lain. Darah
tersusun atas komponen:
1.
Plasma darah
Merupakan
komponen darah berupa cairan. Plasma darah tersusun atas 99% air, sementara
sisanya merupakan senyawa organik terlarut diantaranya protein, hormon, asam
amino, glukosa, mineral, vitamin, asam bikarbonat, dan lain – lain.
Fungsi
plasma darah yaitu:
·
Mengangkut
dan mengedarkan sari – sari makanan ke seluruh sel di dalam tubuh seperti:
glukosa, asam amino, asam lemak, vitamin, dan mineral.
·
Mengangkut
hormon dan mengantarkannya sampai ke sel target
·
Mengangkut
limbah metabolisme yang akan dibuang melalui organ – organ ekskresi seperti
urea, dan lainnya.
·
Menjaga
pH darah melalui senyawa asambikarbonat (H2CO3)yang terbentuk dari senyawa
karbondioksida dan air (sebagian besar limbah karbondioksida diangkut dalam
bentuk senyawa ini yang menjaga pH darah).
·
Mengangkut
sel – sel darah beredar dalam sistem peredaran darah
2. Sel
Pembentukan
sel darah berawal dari sel – sel mesoderm. Sel pluriputen yaitu selinduk sel
darah membelah dan membentuk tiga jenis sel darah yang berbeda. Pada saat janin
pembentukan sel darah berlangsung di hati, kemudian setelah pembentukan tulang,
pembentukan sel – sel ini berlangsung di dalam sumsum tulang. Adapun macam sel
darah pada sistem peredaran darah antara lain:
a. Sel darah
merah
Sel
darah merah atau dikenal sebagai eritrosit. Pembentukan sel darah merah terjadi
di sumsum tulanng, sementara itu setelah 120 hari akan dirombak di dalam hati,
dan digantikan dengan sel – se baru. Sel ini berfungsi sebagai pengangkut gas
pernapasan oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh, dan kembali dengan
mengangkut karbondioksida dari dalam sel untuk dibuang melalui sistem
pernapasan. Sel darah merah memiliki senyawa haemoglobin yaitu senyawa protein
yang mampu mengikat gas tersebut.
Adapun
ciri – ciri dari sel darah merah yaitu:
•
Bentuk
pipih (bikonkaf)
•
Tidak memiliki inti sel
•
Berwarna
merah akibat adanya pigmen berwarna merah (akibat megangdung fe/zat besi)
•
Jumlah normal sekitar 4 – 5 juta per/ml darah.
b. Sel darah
putih
Pembentukan
sel darah putih atau leukosit terjadi di dalam sumsum tulang. Jumlah normal sel
sekitar 6 – 10 juta per/ml darah. Leukosit merupakan sel darah yang berperan
dalam imunitas atau kekebalam tubuh.
Ciri
– ciri sel darah putih yaitu:
•
Berinti
•
Corak
polos
•
Ada
yang bergranul yaitu neutrofil, basofil, dan eosinofil
•
Ada
yang tidak bergranul yaitu limfosit dan monosit
•
Mampu
menembus antar jaringan (diapedesis)
•
Melindungi
tubuh dari serangan patogen dengan cara memakan (fagosit), atau mengeluarkan
senyawa alergen atau antibodi.
c. Keping
darah
Trombosit
atau keping darah merupakan fragmen atau kepingan dari pembentukan sel – sel
darah. Keping darah bukanlah sel, keping darah tidak memiliki intisel, sehingga
tidak mampu bereproduksi. Pembentukan keping darah terjadi di sumsum tulang.
Bentuk dan ukurannya sembarang dan kecil. Fungsinya ialah berperan dalam
mekanisme pembekuan darah. Trombosit memiliki enzim trombokinase yang penting
dalam pembekuan darah. Jumlah normal sekitar 400 – 500 ribu sel/ml darah.
Ø Fungsi
Sistem Peredaran Darah pada manusia
Fungsi
utama sistem peredaran darah pada manusia adalah untuk mengedarkan darah yang
mengandung oksigen dan sari-sari makanan ke jaringan serta membawa residu
berupa karbon dioksida ke paru-paru untuk dibuang ke luar tubuh. Hemoglobin
mengikat sekitar 98,5% oksigen di dalam darah. Sisanya diikat oleh cairan darah
lain.
Fungsi
lain dari sistem peredaran darah adalah untuk menjaga suhu tubuh, mengembalikan
sisa metabolisme (seperti karbon dioksida) ke sistem ekskresi, serta
mendistribusikan hormon dan sari-sari makanan ke dalam sel.
Ø Perkembangan
Sistem Peredaran Darah Manusia
Perkembangan
sistem peredaran darah pada manusia berawal dari proses vaskulogenesis di dalam
embrio. Sistem arteri dan vena manusia berkembang di tempat yang berbeda pada
embrio. Sistem arteri berkembang terutama dari lengkungan aorta. Sistem vena
muncul pada minggu ke-4 sampai ke-8 dari embriogenesis. Sistem sirkulasi pada
janin dimulai pada minggu ke-8. Sirkulasi janin yang bekerja tidak melibatkan
paru-paru karena pasokan oksigen (dan nutrisi) diperoleh dari ibu melalui
plasenta dan tali pusat.
1. Perkembangan arteri pada manusia
Sistem
arteri manusia berasal dari lengkungan aorta dan urat nadi punggung yang mulai
terbentuk pada minggu ke-4 dari kehidupan embrio. Lengkungan aorta pertama
membentuk arteri maksilaris, lengkungan kedua membentuk arteri stapedial,
sedangkan sistem arteri itu sendiri muncul dari lengkungan aorta 3, 4, dan 6.
Lengkungan aorta kelima dengan sendirinya menghilang.
Aorta
dorsal yang berada di bagian dorsal (punggung) embrio, awalnya terdapat di
kedua sisi embrio. Aorta dorsal kemudian membentuk aorta. Pada aorta dorsal
terdapat sekitar 30 cabang arteri yang berukurang kecil. Cabang-cabang arteri
tersebut membentuk arteri interkostal, arteri pada lengan dan kaki, arteri
lumbar, dan arteri sakral lateral.
2. Perkembangan vena pada manusia
Sistem
vena manusia berkembang terutama dari vena vitelin, vena umbilikal, dan vena
kardinal.
Ø Jenis-Jenis Penyakit Peredaran Darah Manusia
Secara
umum ada banyak jenis penyakit yang berhubungan dengan peredaran darah manusia.
Bahkan terkadang satu gangguan peredaran darah bisa memicu munculnya berbagai
penyakit lain yang bisa menggerogoti kesehatan Anda. Maka dari itu sudah
sepatutnya Anda selalu menjaga kesehatan tubuh supaya Anda tidak mengalami
gangguan pada peredaran darah Anda. Nah, supaya Anda lebih mengenali berbagai
jenis penyakit pada peredaran darah dan supaya Anda bisa lebih waspada terhadap
penyakit-penyakit tersebut, simak informasi yang telah kami rangkum berikut ini.
1.
Varises
Varises
adalah salah satu penyakit ringan yang mengganggu peredaran darah manusia.
Varises terjadi ketika pembuluh vena (pembuluh darah balik) mengalami pelebaran
dan berkelok-kelok. Hal tersebut diakibatkan karena adanya hambatan yang
terjadi pada aliran darah di pembuluh vena. Penyebabnya adalah klep vena yang
bekerja kurang maksimal dalam mengatur aliran darah. Akibatnya aliran darah
yang mengarah ke jantung akan terhambat dan bisa mengakibatkan terjadinya arus
balik aliran darah.
2.
Hipertensi
Penyakit
pada peredaran darah selanjutnya adalah tekanan darah tinggi atau yang juga
disebut dengan hipertensi. Di mana kondisi penyakit peredaran darah ini terjadi
apabila sistole dan diastole melebihi batas normal. Hipertensi ditandai dengan
sistole yang mencapai lebih dari 140 mmHg dan atau diastole yang lebih dari 99
mmHg. Dan penyebab penyakit peredaran darah yang satu ini cukup bervariasi,
kasusnya tidak sama pada setiap orang. Hipertensi bisa disebabkan karena
penyakit ginjal, kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, obesitas, bahkan bisa
juga disebabkan oleh faktor keturunan.
3.
Hipotensi
Kebalikan
dari hipertensi, hipotensi adalah penyakit tekanan darah rendah. Di mana
penyakit pada peredaran darah yang satu ini justru diakibatkan karena sistole
dan diastole jumlahnya di bawah normal. Tekanan darah rendah atau hipotensi ini
bisa diakibatkan oleh beberapa masalah, salah satunya adalah karena terjadinya
perdarahan. Contohnya wanita yang sedang menstruasi atau haid misalnya.
Hipotensi juga bisa diakibatkan karena diet terlalu ketat atau karena
mengonsumsi obat penurun tekanan darah secara berlebihan. Gejala yang paling
umum dialami oleh penderita hipotensi adalah lemah, lesu, bahkan sewaktu-waktu
bisa jatuh pingsan.
4.
Penyakit
Jantung
Penyakit
jantung menjadi salah satu penyakit pada peredaran darah yang sangat berbahaya.
Apabila sudah kronis, risiko yang paling berbahaya adalah kematian. Ada
beberapa jenis penyakit jantung, yaitu jantung koroner, gangguan jantung dan
gagal jantung. Jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh
gangguan peredaran darah pada pembuluh koroner (arteri dan vena). Sedangkan
gangguan jantung bisa disebabkan oleh banyak hal, salah satunya sama dengan
penyebab jantung koroner. Dan gagal jantung adalah kondisi di mana kontraksi
jantung mengalami gangguan yang mengakibatkan volume darah dalam tubuh akan
menurun.
5.
Leukemia
Penyakit
yang satu ini mungkin sudah sangat familiar di masyarakat. Pasalnya penyakit
yang satu ini juga sama mematikannya dengan penyakit jantung. Leukemia adalah
sebuah penyakit yang diakibatkan oleh pertumbuhan leukosit yang berlebihan. Hal
tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh adanya paparan sinar radioaktif,
infeksi virus, mengonsumsi zat kimia yang berbahaya untuk tubuh, bahkan juga
bisa diakibatkan oleh faktor keturunan. Gejala yang ditunjukkan oleh si
penderita biasanya berupa kulit yang berwarna pucat, perdarahan di hidung,
berat badan menyusut, lesu, lemas, dan biasanya akan mengalami demam di malam
hari.
6.
Hemofilia
Hemofilia adalah sebuah penyakit pada
peredaran darah yang diakibatkan oleh faktor keturunan. Gejala yang biasanya
dialami oleh penderita hemofilia adalah jika terluka dan mengalami perdarahan,
maka perdarahan tersebut akan sulit berhenti. Biasanya penyakit ini diturunkan
secara resesif oleh kromosom wanita. Nah, Ada dua faktor yang bisa
mengakibatkan seseorang terkena hemofilia, yaitu defisiensi faktor VIII dan
defisiensi faktor IX, beberapa faktor utama yang menyebabkan darah sukar
membeku. Dan apabila tidak ditangani secara serius, penyakit ini bisa berdampak
buruk bagi penderitanya di kemudian hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar