Ilmu Pengetahuan

Ilmu Pengetahuan

Daftar Blog Saya

Kamis, 10 Maret 2016

Sistem Peredaran Darah pada Manusia

Sistem Peredaran Darah pada Manusia










Ø Sejarah sistem peredaran darah manusia
Tulisan pertama yang diketahui yang membahas tentang sistem peredaran darah ditemukan pada papirus ebers (sekitar abad ke-16 sm), sebuah papirus medis mesir kuno yang berisikan lebih dari 700 resep dan obat. Dalam papirus tersebut telah dikatahui bahwa terdapat sambungan dari jantung ke arteri. Orang mesir berpikir bahwa udara masuk melalui mulut dan masuk ke paru-paru dan jantung. Kemudian dari jantung, udara menuju ke seluruh tubuh melalui arteri. Meskipun konsep tersebut hanya sebagian yang benar, hal itu merupakan salah satu awal dari pemikiran ilmiah tentang sistem peredaran darah.
Pada abad ke-6 sm, ilmu tentang sirkulasi cairan penting di dalam tubuh telah diketahui oleh sushruta dalam ayurveda pada zaman india kuno. Dia juga telah mengetahui adanya arteri yang dideskripsikan sebagai “saluran”. Katup jantung ditemukan oleh seorang dokter dari sekolah hippocratean sekitar abad ke-4 sm. Namun fungsinya belum benar-benar dipahami. Karena darah berkumpul pada vena setelah kematian, arteri terlihat kosong. Hal tersebut membuat ahli anatomi kuno menganggap bahwa saluran tersebut dipenuhi oleh udara dan fungsinya sebagai alat transportasi bagi udara.
Seorang dokter asal yunani, herophilus telah membedakan arteri dan vena. Seorang ahli anatomi yunani erasistratus mengamati bahwa arteri yang dipotong saat hidup akan mengeluarkan darah. Dia menganggap bahwa penyebab udara meninggalkan arteri adalah karena adanya darah yang masuk melalui pembuluh yang sangat kecil diantara vena dan arteri.
Di roma pada abad ke-2 masehi, seorang dokter (tabib) dari yunani galen mengetahui bahwa pembuluh darah membawa darah dan berhasil mengidentifikasi darah pada vena (merah tua) dan arteri (lebih terang) serta mengetahui perbedaan fungsinya. Vena mengambil sari-sari makanan yang berasal dari hati, sedangkan arteri membawa udara yang berasal dari jantung. Darah yang mengalir dari kedua organ tersebut ke seluruh tubuh akan digunakan langsung oleh tubuh dan tidak ada pengembalian darah ke jantung maupun hati.
Galen percaya bahwa darah pada arteri dibuat oleh darah vena yang melewati ventrikel kiri menuju ventrikel kanan melalui sebuah “pori-pori”. Udara masuk ke darah dari paru-paru melalui arteri paru-paru dan kemudian dibawa ke sisi kiri jantung.
Pada tahun 1025, ensiklopedia kedokteran the canon of medicine yang ditulis oleh dokter asal persia, avicenna (ibnu sina) meragukan gagasan orang yunani tentang keberadaan lubang di bagian septum ventrikel yang dianggap sebagai tempat darah mengalir di antara ventrikel. Meskipun demikian, avicenna membenarkan teori tentang siklus jantung, fungsi katup, dan sirkulasi darah dalam bukunya yang berjudul treatise on pulse. Ia juga memperbaiki teori galen tentang denyut nadi yang keliru. Ia menyatakan bahwa setiap detak nadit terdiri dari dua gerakan dan dua jeda dan denyut nadi adalah gerakan di jantung dan arteri.
Pada tahun 1242, seorang dokter arab bernama ibn al-nafis, menjadi orang pertama yang menggambarkan proses sirkulasi pada paru-paru dengan tepat. Bahkan ia dianggap sebagai bapak fisiologi peredaran darah. Selain itu, ia juga memiliki wawasan tentang sirkulasi kapiler. Namun, ilmu yang dimiliki ibn al-nafis terbatas pada peredaran darah di dalam paru-paru dan tidak di seluruh tubuh.
William harvey melakukan penelitian dan hasilnya diterbitkan dalam exercitatio anatomica de motu cordis et sanguinis di animalibus pada tahun 1628. Ia menyatakan bahwa ada hubungan langsung antara sistem vena dan arteri di seluruh tubuh dan bukan hanya pada paru-paru. Ia juga berpendapat bahwa denyut jantung menghasilkan sirkulasi darah secara terus menerus. Pernyataan william harvey berhasil meyakinkan dunia kedokteran. Namun, harvey tidak dapat mengidentifikasi sistem kapiler yang menghubungkan arteri dan vena. Sistem kapiler tersebut ditemukan oleh marcello malpighi pada tahun 1661.
Pada tahun 1956, andré frédéric cournand, werner forßmann dan dickinson w. Richards dianugerahi hadiah nobel kedokteran atas penemuan mereka mengenai kateterisasi jantung dan perubahan patologis dalam sistem peredaran darah.

Ø Penjelasan sistem peredaran darah manusia
Seperti yang kita tahu didalam tubuh kita ini ada sistem peredaran darah yang mana terdiri dari peredaran darah tertutup dan ganda. Untuk peredaran darah tertutup itu berarti peredarannya darahnya akan selalu mengalir didalam pembuluh darah.
Sedangkan untuk sistem peredaran darah ganda berarti dalam satu kali beredar, darah akan melalui jantung tentunya dengan jumlah dua kali sehingga terdapat peredaran besar dan kecil. Untuk peredaran darah kecil tentunya peredaran darah ini akan dimulai dari jantung (bilik kanan) hingga melalui arteri pulmonalis sampai ke paru-paru, lalu kemudian melewati vena pulmonalis kembali lagi ke jantung (serambi kiri).
Sedangkan untuk peredaran darah besar mulai dari jantung (bilik kiri) melalui aorta hingga ke seluruh tubuh lalu melalui vena cava kembali lagi ke jantung (serambi kanan).
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan ph tubuh (bagian dari homeostasis).
Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup. Sistem peredaran darah, yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.
  1. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah yang berlawanan.
  2. Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan.
Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat) yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.

Ø Organ Penyusun Peredaran Darah Manusia

A. Jantung

Pembentukan jantung terjadi saat janin berusia sekitar 16 atau 17 hari. Jantung berfungsi sebagai alat pemompa darah. Kontraksi yang diciptakan dari gerakan otot jantung ini mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Berdasarkan perkembangannya, jantung manusia merupakan jantung yang memiliki empat ruang yang tersekat sempurna. Struktur ini serupa dengan kelompok mamalia lainnya dan juga aves. Sebagai alat pemompa, jantug tersusun atas bermacam jaringan dengan karakteristi yang disesuaikan fungsinya. Adapun jaringan penyusun jantung ialah:
1. Jaringan epitel
Jaringan epitel yang menyusun jantung terdapat di bagian luar (epikardium), tengah (mesokardium), dan dalam (endokardium). Epitel membatasi dan membungkus jantung, serta membatasi antar jaringan di jantung.
2. Jaringan ikat
Jaringan ikat berfungsi untuk merekatkan antara jaringan satu dengan lainnya. Selain itu jaringan ikat juga membungkus jantung (perikardium) yang membatasinya dengan rongga tubuh.
3. Jaringan otot
Jenis otot yang menyusun jantung ialah otot jantung. Otot ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan jenis otot lainnya, antara lain memiliki percabangan yang membuat banyak hubungan antar jaringan otot lainnya. Hal ini sangat cocok bagi jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
4. Jaringan saraf
Saraf yang menyusun jantung merupakan saraf autonom yaitu saraf yang tidak dipengaruhi oleh pengaruh otak. Dengan demikian kerja jantung spontan atau involunter.
Jantung manusia memiliki empat ruang yaitu:
1. Serambi kanan (atrium dexter) yang berfungsi menerima darah yang kaya akan karbondioksida dan sari makanan dari pembuluh vena cava.
2. Serambi kiri (atrium sinister) berfungsi menerima darah yang kaya akan oksigen dan sari – sari makanan dari vena pulmonaris (vena paru – paru).
3. Bilik kanan (ventrikel dexter) berfungsi memompa darah yang kaya akan karbondioksida dan sari – sari makanan ke paru – paru melalui pembuluh arteri.
4. Bilik kiri (ventrikel sinister) berfungsi memompa darah yang kaya akan oksigen dan sari – sari makanan ke seluruh tubuh melalui pembuluh aorta.

Dengan demikian, terdapat dua aliran dalam siklus peredaran darah yaitu:
1.         Sistem peredaran darah kecil merupakan aliran yang menuju paru – paru.
2.      Sistem peredaran darah besar merupakan aliran yang menuju ke seluruh sel di dalam tubuh.
Kontraksi – relaksasi yang ditimbulkan oleh kerja otot jantung menyebabkan detak atau bunyi jantung “loop –doop”. Otot jantung akan berelaksasi ketika jantung menerima darah pembuluh darah yaitu ketika serambi menerima darah. Fase ini disebut dengan diastole. Sementara ketika bilik jantung berkontraksi (menuncup) disebut fase sistol. Tekanan darah diukur dari kontraksi dan relaksasi otot jantung (sistole/diastole).
Antara ruang jantung terdapat sekat atau katup yang membatasi agar tidak terjadi aliran balik di jantung yaitu:
1. Katup trikuspidalis yang membatasi serambi kanan dan bilik kanan
2. Katup bikuspidalis membatasi serambi kiri dengan bilik kiri
3. Katup semilunar membatasi bilik dengan pembuluh arteri.

B. Pembuluh darah

Sistem peredaran darah pada manusia merupakan sistem peredaran darah tertutup yaitu sistem peredaran darah dimana darah senantiasa beredar di dalam pembuluh darah. Dengan demikian darah tidak akan bercampur dengan cairan tubuh. Adapun pembuluh darah yang menyusun sistem peredaran darah manusia dibedakan berdasarkan struktur dan fungsinya yaitu:
1. Pembuluh arteri (nadi)
Pembuluh arteri merupakan pembuluh darah yang berfungsi membawa darah ke luar jantung. Pembuluh arteri menerima darah dari jantung, dengan demikian pembuluh arteri akan terpengaruh dengan perubahan tekanan yang diberikan jantung. Meski demikian, pembuluh arteri mampu menahan dan meredam kenaikan tekanan darah yang diterima saat jantung berkontraksi. Hal ini dikarenakan pembuluh nadi memiliki struktur dinding yang tebal, kuat, dan elastik. Letak pembuluh nadi lebih ke dalam dibanding pembuluh vena. Karena nadi menerima darah langsung dari jantung maka nadi memiliki denyut yang merupakan refleksi denyut jantung pada titik pembuluh nadi tertentu. Namun, jika pembuluh nadi terpotong atau terluka, maka darah akan memancar keluar. Pembuluh nadi memiliki ukuran yang berbeda – beda di dalam tubuh. Aorta merupakan pembuluh nadi yang diameternya paling besar, arteri berdiameter sedang, dan arteriola berdiamater terkecil. Arteriol berperan menghantarkan darah sampai ke jaringan penyusun tubuh.
2. Pembuluh vena
Pembuluh vena dikenal juga sebagai pembuluh balik. Hal ini dikarenakan pembuluh vena membawa aliran darah kembali ke jantung. Seperti halnya nadi, pembuluh vena memiliki ukuran yang bervariasi yaitu vena cava merupakan vena yang paling besar (diameternya, vena berdiameter sedang, dan venula merupakan vena paling kecil. Pembuluh vena memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
Ø Perbedaan arteri dan vena
Dilihat dari
Arteri
Vena
Arah
Dari jantung ke seluruh tubuh
Dari seluruh tubuh ke jantung
Letak
Agak ke dalam
Agak keluar bahkan dekat dari kulit
Struktur
Lebih liat dan elastis
Lebih tipis dan tidak elastis
Denyutan
Terasa
Tidak terasa
Tekanan darah
Lebih tinggi
Lebih rendah
Jika terluka
Darah akan memancar
Darah akan menetes
Kandungan darah
Oksigen dan sari-sari makanan
Karbon dioksida dan uap air
3. Kapiler
Kapiler merupakan pembuluh darah yang diameternya paling kecil. Pembuluh darah ini sangat tipis, hanya tersusun atas selapis sel epitel dan berperan dalam pertukaran zat melalui difusi. Kapiler merupakan pertemuan antara pembuluh arteriola dengan venule. Kapiler mendistribusikan darah di antara sel – sel di dalam tubuh.

C. DARAH

Darah merupakan jaringan ikat khusus yang berperan mengangkut senyawa lain. Darah tersusun atas komponen:
1. Plasma darah
Merupakan komponen darah berupa cairan. Plasma darah tersusun atas 99% air, sementara sisanya merupakan senyawa organik terlarut diantaranya protein, hormon, asam amino, glukosa, mineral, vitamin, asam bikarbonat, dan lain – lain.
Fungsi plasma darah yaitu:
·         Mengangkut dan mengedarkan sari – sari makanan ke seluruh sel di dalam tubuh seperti: glukosa, asam amino, asam lemak, vitamin, dan mineral.
·         Mengangkut hormon dan mengantarkannya sampai ke sel target
·         Mengangkut limbah metabolisme yang akan dibuang melalui organ – organ ekskresi seperti urea, dan lainnya.
·         Menjaga pH darah melalui senyawa asambikarbonat (H2CO3)yang terbentuk dari senyawa karbondioksida dan air (sebagian besar limbah karbondioksida diangkut dalam bentuk senyawa ini yang menjaga pH darah).
·         Mengangkut sel – sel darah beredar dalam sistem peredaran darah
2. Sel
Pembentukan sel darah berawal dari sel – sel mesoderm. Sel pluriputen yaitu selinduk sel darah membelah dan membentuk tiga jenis sel darah yang berbeda. Pada saat janin pembentukan sel darah berlangsung di hati, kemudian setelah pembentukan tulang, pembentukan sel – sel ini berlangsung di dalam sumsum tulang. Adapun macam sel darah pada sistem peredaran darah antara lain:
a. Sel darah merah
Sel darah merah atau dikenal sebagai eritrosit. Pembentukan sel darah merah terjadi di sumsum tulanng, sementara itu setelah 120 hari akan dirombak di dalam hati, dan digantikan dengan sel – se baru. Sel ini berfungsi sebagai pengangkut gas pernapasan oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh, dan kembali dengan mengangkut karbondioksida dari dalam sel untuk dibuang melalui sistem pernapasan. Sel darah merah memiliki senyawa haemoglobin yaitu senyawa protein yang mampu mengikat gas tersebut.
Adapun ciri – ciri dari sel darah merah yaitu:
          Bentuk pipih (bikonkaf)
           Tidak memiliki inti sel
          Berwarna merah akibat adanya pigmen berwarna merah (akibat    megangdung fe/zat besi)
           Jumlah normal sekitar 4 – 5 juta per/ml darah.
b. Sel darah putih
Pembentukan sel darah putih atau leukosit terjadi di dalam sumsum tulang. Jumlah normal sel sekitar 6 – 10 juta per/ml darah. Leukosit merupakan sel darah yang berperan dalam imunitas atau kekebalam tubuh.
Ciri – ciri sel darah putih yaitu:
          Berinti
          Corak polos
          Ada yang bergranul yaitu neutrofil, basofil, dan eosinofil
          Ada yang tidak bergranul yaitu limfosit dan monosit
          Mampu menembus antar jaringan (diapedesis)
          Melindungi tubuh dari serangan patogen dengan cara memakan (fagosit), atau mengeluarkan senyawa alergen atau antibodi.
c. Keping darah
Trombosit atau keping darah merupakan fragmen atau kepingan dari pembentukan sel – sel darah. Keping darah bukanlah sel, keping darah tidak memiliki intisel, sehingga tidak mampu bereproduksi. Pembentukan keping darah terjadi di sumsum tulang. Bentuk dan ukurannya sembarang dan kecil. Fungsinya ialah berperan dalam mekanisme pembekuan darah. Trombosit memiliki enzim trombokinase yang penting dalam pembekuan darah. Jumlah normal sekitar 400 – 500 ribu sel/ml darah.

Ø Fungsi Sistem Peredaran Darah pada manusia
Fungsi utama sistem peredaran darah pada manusia adalah untuk mengedarkan darah yang mengandung oksigen dan sari-sari makanan ke jaringan serta membawa residu berupa karbon dioksida ke paru-paru untuk dibuang ke luar tubuh. Hemoglobin mengikat sekitar 98,5% oksigen di dalam darah. Sisanya diikat oleh cairan darah lain.
Fungsi lain dari sistem peredaran darah adalah untuk menjaga suhu tubuh, mengembalikan sisa metabolisme (seperti karbon dioksida) ke sistem ekskresi, serta mendistribusikan hormon dan sari-sari makanan ke dalam sel.
Ø Perkembangan Sistem Peredaran Darah Manusia
Perkembangan sistem peredaran darah pada manusia berawal dari proses vaskulogenesis di dalam embrio. Sistem arteri dan vena manusia berkembang di tempat yang berbeda pada embrio. Sistem arteri berkembang terutama dari lengkungan aorta. Sistem vena muncul pada minggu ke-4 sampai ke-8 dari embriogenesis. Sistem sirkulasi pada janin dimulai pada minggu ke-8. Sirkulasi janin yang bekerja tidak melibatkan paru-paru karena pasokan oksigen (dan nutrisi) diperoleh dari ibu melalui plasenta dan tali pusat.

1. Perkembangan arteri pada manusia

Sistem arteri manusia berasal dari lengkungan aorta dan urat nadi punggung yang mulai terbentuk pada minggu ke-4 dari kehidupan embrio. Lengkungan aorta pertama membentuk arteri maksilaris, lengkungan kedua membentuk arteri stapedial, sedangkan sistem arteri itu sendiri muncul dari lengkungan aorta 3, 4, dan 6. Lengkungan aorta kelima dengan sendirinya menghilang.
Aorta dorsal yang berada di bagian dorsal (punggung) embrio, awalnya terdapat di kedua sisi embrio. Aorta dorsal kemudian membentuk aorta. Pada aorta dorsal terdapat sekitar 30 cabang arteri yang berukurang kecil. Cabang-cabang arteri tersebut membentuk arteri interkostal, arteri pada lengan dan kaki, arteri lumbar, dan arteri sakral lateral.

2. Perkembangan vena pada manusia

Sistem vena manusia berkembang terutama dari vena vitelin, vena umbilikal, dan vena kardinal.

Ø Jenis-Jenis Penyakit Peredaran Darah Manusia

Secara umum ada banyak jenis penyakit yang berhubungan dengan peredaran darah manusia. Bahkan terkadang satu gangguan peredaran darah bisa memicu munculnya berbagai penyakit lain yang bisa menggerogoti kesehatan Anda. Maka dari itu sudah sepatutnya Anda selalu menjaga kesehatan tubuh supaya Anda tidak mengalami gangguan pada peredaran darah Anda. Nah, supaya Anda lebih mengenali berbagai jenis penyakit pada peredaran darah dan supaya Anda bisa lebih waspada terhadap penyakit-penyakit tersebut, simak informasi yang telah kami rangkum berikut ini.

1.        Varises
Varises adalah salah satu penyakit ringan yang mengganggu peredaran darah manusia. Varises terjadi ketika pembuluh vena (pembuluh darah balik) mengalami pelebaran dan berkelok-kelok. Hal tersebut diakibatkan karena adanya hambatan yang terjadi pada aliran darah di pembuluh vena. Penyebabnya adalah klep vena yang bekerja kurang maksimal dalam mengatur aliran darah. Akibatnya aliran darah yang mengarah ke jantung akan terhambat dan bisa mengakibatkan terjadinya arus balik aliran darah.

2.      Hipertensi
Penyakit pada peredaran darah selanjutnya adalah tekanan darah tinggi atau yang juga disebut dengan hipertensi. Di mana kondisi penyakit peredaran darah ini terjadi apabila sistole dan diastole melebihi batas normal. Hipertensi ditandai dengan sistole yang mencapai lebih dari 140 mmHg dan atau diastole yang lebih dari 99 mmHg. Dan penyebab penyakit peredaran darah yang satu ini cukup bervariasi, kasusnya tidak sama pada setiap orang. Hipertensi bisa disebabkan karena penyakit ginjal, kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, obesitas, bahkan bisa juga disebabkan oleh faktor keturunan.

3.       Hipotensi
Kebalikan dari hipertensi, hipotensi adalah penyakit tekanan darah rendah. Di mana penyakit pada peredaran darah yang satu ini justru diakibatkan karena sistole dan diastole jumlahnya di bawah normal. Tekanan darah rendah atau hipotensi ini bisa diakibatkan oleh beberapa masalah, salah satunya adalah karena terjadinya perdarahan. Contohnya wanita yang sedang menstruasi atau haid misalnya. Hipotensi juga bisa diakibatkan karena diet terlalu ketat atau karena mengonsumsi obat penurun tekanan darah secara berlebihan. Gejala yang paling umum dialami oleh penderita hipotensi adalah lemah, lesu, bahkan sewaktu-waktu bisa jatuh pingsan.

4.      Penyakit Jantung
Penyakit jantung menjadi salah satu penyakit pada peredaran darah yang sangat berbahaya. Apabila sudah kronis, risiko yang paling berbahaya adalah kematian. Ada beberapa jenis penyakit jantung, yaitu jantung koroner, gangguan jantung dan gagal jantung. Jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah pada pembuluh koroner (arteri dan vena). Sedangkan gangguan jantung bisa disebabkan oleh banyak hal, salah satunya sama dengan penyebab jantung koroner. Dan gagal jantung adalah kondisi di mana kontraksi jantung mengalami gangguan yang mengakibatkan volume darah dalam tubuh akan menurun.

5.      Leukemia
Penyakit yang satu ini mungkin sudah sangat familiar di masyarakat. Pasalnya penyakit yang satu ini juga sama mematikannya dengan penyakit jantung. Leukemia adalah sebuah penyakit yang diakibatkan oleh pertumbuhan leukosit yang berlebihan. Hal tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh adanya paparan sinar radioaktif, infeksi virus, mengonsumsi zat kimia yang berbahaya untuk tubuh, bahkan juga bisa diakibatkan oleh faktor keturunan. Gejala yang ditunjukkan oleh si penderita biasanya berupa kulit yang berwarna pucat, perdarahan di hidung, berat badan menyusut, lesu, lemas, dan biasanya akan mengalami demam di malam hari.

6.      Hemofilia
                  Hemofilia adalah sebuah penyakit pada peredaran darah yang diakibatkan oleh faktor keturunan. Gejala yang biasanya dialami oleh penderita hemofilia adalah jika terluka dan mengalami perdarahan, maka perdarahan tersebut akan sulit berhenti. Biasanya penyakit ini diturunkan secara resesif oleh kromosom wanita. Nah, Ada dua faktor yang bisa mengakibatkan seseorang terkena hemofilia, yaitu defisiensi faktor VIII dan defisiensi faktor IX, beberapa faktor utama yang menyebabkan darah sukar membeku. Dan apabila tidak ditangani secara serius, penyakit ini bisa berdampak buruk bagi penderitanya di kemudian hari. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar